Kamis, 23 Februari 2012

Marga - Marga


Marga - Marga


~ SEJARAH MARGA TIONGHOA ~


Sejarah marga di dalam kebudayaan Tionghoa bermula dari 5.000 sampai 8.000 tahun yang lalu sewaktu masyarakat Tionghoa masih bersifat matrilineal. Pada masa itu, marga diwariskan dari garis ibu, itu yang menyebabkan marga-marga pertama dalam kebudayaan Tionghoa banyak yang mempunyai radikal perempuan (女).

Dua karakter xing (姓) dan shi (氏) yang membentuk arti marga sebenarnya berbeda dalam penggunaanya. Seiring bertambah kompleksnya struktur sosial masyarakat Tionghoa, xing merujuk kepada marga dan shi merujuk kepada klan.

Bila xing muncul pada masa 8.000 tahun yang lalu, maka shi baru muncul pada masa pemerintahan Huangdi (Hanzi: 黃帝, bahasa Inggris: Yellow Emperor). Klan (shi) ini sedikit berbeda dengan marga (xing), bertambahnya jumlah penduduk yang mempunyai marga yang sama kemudian menjadikan beberapa keluarga yang sama marga menginginkan adanya pembedaan garis keturunan lagi. Dari sinilah muncul pembedaan klan dalam marga yang sama. Jadi, shi adalah satu marga kecil dalam marga. Dalam satu marga dibagi lagi atas beberapa klan menurut garis keturunan yang berbeda.

Evolusi dan komposisi marga

Menurut catatan sejarah, jumlah keseluruhan marga Tionghoa sekitar 12.000 buah marga. Marga dengan karakter tunggal mencapai 5.000 buah, marga ganda mencapai 4.000 buah dan sisanya adalah marga antara 3 karakter sampai 9 karakter.

Namun marga yang masih digunakan sampai sekarang hanya berkisar antara 3.000 lebih marga. Marga tunggal mencapai 2.900 buah sedangkan marga ganda hanya 100 marga. Marga dengan 3 karakter ke atas sangat jarang ditemui. Selain itu banyak pula marga yang telah punah.

Komposisi marga di masyarakat Tionghoa sangat tidak merata. Sekitar 100 marga yang paling banyak diketemukan mencakup 87% dari jumlah penduduk Cina.

Tingkatan marga

Di zaman dulu, marga-marga tertentu mempunyai tingkatan lebih tinggi daripada marga-marga lainnya. Pandangan ini terutama muncul dan memasyarakat pada zaman Dinasti Jin dan sesudahnya. Ini dikarenakan sistem Men Di yang serupa dengan sistem kasta di India. Pengelompokan tingkatan marga ini terutama juga dikarenakan oleh sistem feodalisme yang mengakar zaman dulu di Cina. Ini dapat dilihat di zaman Dinasti Song misalnya, Bai Jia Xing yang dilafalkan pada masa tersebut menempatkan marga Zhao yang merupakan marga kaisar menjadi marga pertama.

Di masa sekarang tidak ada pengelompokan tingkatan marga lagi di dalam kemargaan Tionghoa. Bila beberapa marga didaftarkan maka biasanya diadakan pengurutan sesuai dengan jumlah goresan karakter marga tersebut.

Marga Tionghoa di suku-suku minoritas

Marga Tionghoa juga digunakan oleh suku-suku minoritas di Cina dan Taiwan. Ini dikarenakan suku-suku minoritas tadi menerima pengaruh dari kebudayaan Han yang membawa marga. Banyak suku-suku minoritas yang kemudian juga membawa marga Han, dengan karakter Han. Pada mulanya, mereka juga menggunakan marga suku masing-masing dengan mencari nada pelafalan yang lebih kurang sama dengan marga Tionghoa yang umum.

* Suku Hui: Marga Ma (yang berasal dari kata Mohammad)
* Suku Miao: Marga Dao

Marga Tionghoa di Indonesia
Lihat pula: Nama Tionghoa#Daftar nama marga Tionghoa yang diindonesiakan

Marga Tionghoa di Indonesia terutama ditemukan di kalangan suku Tionghoa-Indonesia. Suku Tionghoa-Indonesia walau telah berganti nama Indonesia, namun masih banyak yang tetap mempertahankan marga dan nama Tionghoa mereka yang masih digunakan di acara-acara tidak resmi atau yang bersifat kekeluargaan.

Diperkirakan ada sekitar 300-an marga Tionghoa di Indonesia, data di PSMTI (Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia) mencatat ada sekitar 160 marga Tionghoa di Jakarta. Di Singapura sendiri ada sekitar 320 marga Tionghoa. Atas dasar ini, karena daerah asal suku Tionghoa di Indonesia relatif dekat dengan Singapura maka dapat diambil kesimpulan kasar bahwa jumlah marga Tionghoa di Indonesia melebihi 320 marga.

Marga Tionghoa di Indonesia mayoritas dilafalkan dalam dialek Hokkian (Minnan). Hal ini tidak mengherankan karena mayoritas keturunan Tionghoa-Indonesia adalah berasal dari Provinsi Fujian (Provinsi Hokkian).

Marga yang lazim di kalangan Tionghoa-Indonesia semisal:

* Cia/Tjia (Hanzi: 謝, hanyu pinyin: xie)
* Gouw/Goh (Hanzi: 吳, hanyu pinyin: wu)
* Kang/Kong (Hanzi: 江, hanyu pinyin: jiang)
* Lauw/Lau (Hanzi: 劉, hanyu pinyin: liu)
* Lee/Lie (Hanzi: 李, hanyu pinyin: li)
* Oey/Ng/Oei (Hanzi: 黃, hanyu pinyin: huang)
* Ong (Hanzi: 王, hanyu pinyin: wang)
* Tan (Hanzi: 陳, hanyu pinyin: chen)
* Tio/Thio/Theo/Teo (Hanzi: 張, hanyu pinyin: zhang)
* Lim (Hanzi: 林, hanyu pinyin: lin)
* Lihat daftarnya

Masih banyak lagi marga-marga lain yang dapat ditemui. Salah satu fenomena umum di Indonesia adalah karena marga dilafalkan dalam dialek Hokkian, sehingga tidak ada satu standar penulisan (romanisasi) yang tepat. Hal ini juga menyebabkan banyak marga-marga yang sama pelafalannya dalam dialek Hokkian kadang-kadang dianggap merupakan marga yang sama padahal sesungguhnya tidak demikian.

* Tio selain merujuk kepada marga Zhang (張) dalam Mandarin, juga merupakan dialek Hokkian dari marga Zhao (趙).
* Ang selain merujuk kepada marga Hong (洪) dalam Mandarin, juga merupakan dialek Hokkian dari marga Weng (翁).

Marga Korea, Vietnam dan Jepang

Marga orang Korea, Vietnam dan Jepang adalah bersumber dari marga Tionghoa. Orang Korea masih menggunakan marga Tionghoa yang ditulis dalam karakter Hangul dan dilafalkan dalam bahasa Korea. Marga orang Korea yang lazim ditemukan adalah:

* Kim (Hanzi: 金, hanyu pinyin: jin)
* Park (Hanzi 朴, hanyu pinyin: pu)
* Cho (Hanzi: 曹, hanyu pinyin: cao)

Marga orang Vietnam juga diambil dari marga Tionghoa yang dilafalkan bahasa Vietnam serta ditulis dengan romanisasi huruf Latin. Marga orang Vietnam yang lazim ditemukan adalah:

* Nguyen (Hanzi: 阮, hanyu pinyin: ruan)
* Tan (Hanzi: 陳, hanyu pinyin: chen)

Marga orang Jepang mayoritas merupakan marga ganda dengan 2 karakter atau lebih dan ditulis dalam karakter Kanji, namun juga ada yang hanya mempunyai marga tunggal dengan 1 karakter. 
Marga yang umum digunakan

Menurut sebuah studi oleh Li Dongming (李栋明) yang dipublikasikan dalam artikel "Marga" (姓) dalam Majalah Dongfang (东方杂志) (1977), urutan marga Tionghoa paling umum adalah:

Urutan 1-10, yang mencakup hampir 40% pemilik nama Tionghoa di dunia:

* Li 李
* Wang 王
* Zhang 張/张,
* Zhao 趙/赵,
* Chen 陳/陈,
* Yang 楊/杨,
* Wu 吳/吴,
* Liu 劉/刘,
* Huang 黃/黄,
* Zhou 周

Urutan 11-20, yang mencakup lebih dari 10% pemilik nama Tionghoa di dunia:

* Xu 徐,
* Zhu 朱,
* Lin 林,
* Sun 孫/孙,
* Ma 馬/马,
* Gao 高,
* Hu 胡,
* Zheng 鄭/郑,
* Guo 郭,
* Xiao 蕭/萧

Urutan 21-30, yang mencakup hampir 10% pemilik nama Tionghoa di dunia:

* Xie 謝/谢,
* He 何,
* Xu 許/许,
* Song 宋,
* Shen 沈,
* Luo 羅/罗,
* Han 韓/韩,
* Deng 鄧/邓,
* Liang 梁,
* Ye 葉/叶

Urutan 31-45, yang mencakup hampir 10% pemilik nama Tionghoa di dunia:

* Fang 方,
* Cui 崔,
* Cheng 程、
* Pan 潘,
* Cao 曹,
* Feng 馮/冯,
* Wang 汪,
* Cai 蔡,
* Yuan 袁,
* Lu 盧/卢,
* Tang 唐,
* Qian 錢/钱,
* Du 杜,
* Peng 彭,
* Lu 陸/陆


Marga Tionghoa
Dibaca
Ejaan Latin Hokkian 
Pengindonesiaan
欧阳/歐陽 (Oūyáng )
O Yang
Auwjong
Ojong
安 (Ān )
An

Anadra, Andy, Anita, Ananta,
白, 柏 (Bái )
Pai


薄 ( )
Po


蔡 (Cài )
Jae
Tjoa
Cahyo, Cahyadi
曹 (Cao )
Cao
Tjo
Cokro, Vonco
程, 成 (Chéng )
Jheng
Seng
Sengani
叢/丛 (Cóng )
Jhong


陈 (Chen )
Jen
Tan, Tjhin
Tanto, Tanoto, Tanu, Tanutama, Soetanto,
Cendana, Tanudisastro, Tandiono, Tanujaya,
Santoso, Tanzil, Tanasal, Tanadi, Tanusudibyo,
Tanamal, Tandy, Tantra, Intan, Natan, Virtandy
鄧/邓 (Deng )
Teng
Tenggara, Tengger, Ateng
郭 (Guo )
Kuo
Kwee, Kwik
Kartawiharja, Kusuma, Kusumo
韩 (Han )
Han
Han
Handjojo, Handaya, Handoyo, Handojo, Hantoro
洪 (Hong )
Hung
Ang
Anggawarsito, Anggakusuma, Angela, Angkiat,
Anggoro, Anggodo, Angkasa, Angsana
黄 (Huang )
Huang
Oei, Oey
Wibowo, Wijaya, Winata, Widagdo, Winoto,
Willys, Wirya, Wiraatmadja , Winarto, Witoelar,
Widodo
江 (Jiang )
Ciang
Kang/Kong
Kangean
李 (Li )
Lhi
Li, Lie, Lee
Lijanto, Liman, Liedarto, Rusli
梁 (Liang )
Lhiang
Nio
Liangani, Liando, Liandow, Liandouw, Meliangan
林 (Lin )
Lhin
Liem, Lim
Halim, Salim, Limanto, Limantoro, Limianto,
Limijanto, Wanandi, Liemena, Alim, Limawan,
Liemantika, Liman
劉/刘 (Liu )
Lhiu
Lau, Lauw
Mulawarman, Lawang, Lauwita, Lawanto
陆 (Lu )
Lhû
Liok, Liuk
Loekito, Loekman, Loekali
吕 ( )
Liw
Loe, Lu
Loekito, Luna, Lukas, Lukita, Loeksono
羅 / 罗 (Luo )
Lo
Ro, Loe, Lou, Lo, Luo
Lolang, Louris, Robert, Rowi, Robin, Rosiana,
Rowanto, Rohani, Rohana, Samalo, Susilo,
全 (Quán )
Jhiwyen

Kuanna
施 (Shi )
Shi
Sie
Sidjaja, Sidharta
司徒 (Situ )
Sê Dhu
Sieto, Szeto, Seto,
Siehu, Suhu
Lutansieto, Suhuyanli, Suhuyanly
苏 (Su )
Su
Souw, So, Soe
Soekotjo, Soehadi, Sosro, Solihin, Soeganda,
Suker, Suryo, Surya, Soerjo
王 (Wang )
Whang
Ong, Wong
Ongko, Wangsadinata, Wangsa, Radja,
Wongsojoyo, Ongkowijaya, Setiawan
温 (Wen )
Whên
Oen, Boen, Woen
Benjamin, Bunjamin, Budiman, Gunawan,
Basiroen, Bunda, Wendi, Unang
吳/吴, 武, 伍, 仵, 烏, 鄔 (Wu )
Whu
Go, Gouw, Goh, Ng
Gono, Gondo, Sugondo, Gozali, Wurianto,
Gunawan, Govino, Gotama, Utama, Widargo,
Sumargo, Gossidhy, Bagus, Bagoes, Prayogo
许 (Xu )
Xiw
Kho, Khouw, Khoe
Kosasih, Komar, Kurnia, Kusnadi, Kholil,
Kusumo, Komara, Koeswandi, Kodinata
謝 (Xie )
Shie
Cia/Tjia
Tjiawijaya, Tjahyadi, Sudarmadi, Ciawi
楊 / 杨 (Yang )
Yang
Njoo, Nyoo, Jo, Yong
Yongki, Yoso, Yohan, Yuwana
叶 (Ye )
Ye
Yap/Jap
Japhar
曾 (Zeng )
Ceng
Tjan, Tsang
Tjandra, Tjandrakusuma, Chandra, Chandrawinata,
Candrakusuma
张 (Zhang )
Chang
Thio, Tio, Chang, Theo, Teo, Tjong
Canggih, Setyo, Setio, Sulistio, Sutiono
郑 (Zheng )
Cheng
Te, The
Tedyono, Suteja, Teja, Teddy, Tedjokumoro,
Tejarukmana, Tejawati
周 (Zhou )
Chou
Tjio, Tjioe
Tjokrorahardjo (Cokroraharjo), Tjokrowidjokso
(Cokrowijokso)
朱 (Zhū )
Chu

Zulkifri, Zuneng
{belum
dikelompokkan)

Djiaw, Gan, Hoo,
Keng, Pek, Poo,
Siauw, Sie, Siem, Sim, Shim, Shen, Tjoa,
Tjun, Tjiam, Tong