Kamis, 25 Desember 2014

SEJARAH PERAYAAN NATAL

   BERANDA     PROPERTI      SOSIAL       SERBA SERBI     KESEHATAN     
cmberserbaserbi.blogspot.com

SEJARAH PERAYAAN NATAL

@Cinsedo

cmbersama-.Cerita kelahiran Yesus dalam Injil Perjanjian Baru ditulis dalam kitab Matius 
(Matius 1:18-2:23 ) dan Lukas (Lukas 2:1-21 ).

Menurut Lukas, Maria mengetahui dari seorang malaikat bahwa dia telah mengandung dariRoh Kudus tanpa persetubuhan. Setelah itu dia dan suaminya Yusuf meninggalkan rumah mereka di Nazaret untuk berjalan ke kota Betlehem untuk mendaftar dalam sensus yang diperintahkan oleh Agustus, Kaisar Romawi pada saat itu. Karena mereka tidak mendapat tempat untuk menginap di kota itu, bayi Yesus dibaringkan di sebuah palungan (malaf)[1][2]. Kelahiran Kristus di Betlehem Efrata, Yudea, di kampung halaman Daud, nenek moyangYusuf, memenuhi nubuat nabi Mikha (Mikha 5:1-2 ). 
(Di Israel purba mereka mengenal ada dua kota Betlehem, kota Betlehem satunya lagi berada di tanah Zebulon.)

Matius mencatat silsilah dan kelahiran Yesus dari seorang perawan, dan kemudian beralih ke kedatangan orang-orang majus dari Timur -- yang diduga adalah Arabia atau Persia -- untuk melihat Yesus yang baru dilahirkan. Orang-orang bijak tersebut mula-mula tiba di Yerusalemdan melaporkan kepada raja Yudea, Herodes Agung, bahwa mereka telah melihat sebuah bintang -- yang sekarang disebut Bintang Betlehem -- menyambut kelahiran seorang raja. Penelitian lebih lanjut memandu mereka ke Betlehem Yudea dan rumah Maria dan Yusuf. Mereka mempersembahkan emas, kemenyan, dan mur kepada bayi Yesus. 
mythsofchristianity.com

Ketika bermalam, orang-orang majus itu mendapatkan mimpi yang berisi peringatan bahwa Raja Herodes merencanakan pembunuhan terhadap anak tersebut. Karena itu mereka memutuskan untuk langsung pulang tanpa memberitahu Herodes suksesnya misi mereka. Matius kemudian melaporkan bahwa keluarga Yesus kabur ke Mesir untuk menghindari tindakan Raja Herodes yang memutuskan untuk membunuh semua anak di bawah dua tahun di Betlehem untuk menghilangkan saingan terhadap kekuasaannya. Setelah kematian Herodes, Yesus dan keluarga kembali dari Mesir, tetapi untuk menghindar dari raja Yudea baru (anak Herodes Agung, yakni HerodesArkhelaus) mereka pergi ke Galilea dan tinggal di Nazaret.

Sisi lain dari cerita kelahiran Yesus yang disampaikan oleh kitab Injil Lukas adalah penyampaian berita itu oleh para malaikat kepada para gembala. Dalam Injil Matius dicatat bahwa ada orang-orang Majus dari Timur datang ke Yudea karena melihat sebuah bintang yang besar bersinar di atas wilayah Yerusalem. Mereka mengikuti bintang itu hingga ke kota Betlehem, tempat kelahiran Yesus. 
Beberapa astronom dan sejarawan telah berusaha menjelaskan gabungan sejumlah peristiwa angkasa yang dapat ditelusuri yang mungkin dapat menerangkan penampakan bintang raksasa yang tidak pernah dilihat sebelumnya itu, pendapat yang paling kuat adalah dari Johannes Kepler, yang menerangkan bahwa Bintang Natal atau Bintang Betlehem itu secara astronomik adalah konjungsi planet Jupiter dan Saturnus pada konstalasi Pisces. 
Dan konjungsi ini memang benar terjadi pada bulan Desember tahun 7 SM. Mula-mula orang-orang Majus itu bertanya-tanya kepada penduduk Yerusalem, kemudian mereka dibawa menghadap raja Herodes. Raja Herodes bertanya kepada ahli kitab, di mana Mesias akan dilahirkan. Berdasarkan Alkitab, Mesias akan dilahirkan di Betlehem dan informasi ini dipakai untuk membantu para orang majus mengetahui letak di mana Yesus dilahirkan. 
Herodes minta akan setelah bertemu bayi itu agar mereka kemudian dapat melaporkan kepada Herodes. Tetapi karena mengetahui niat Herodes yang jahat , para orang majus tidak kembali melaporkan kepada Herodes.


Kisah Natal berasal dari Injil Santo Lukas dan Santo Matius dalam Perjanjian Baru. Menurut Lukas, seorang malaikat memunculkan diri kepada para gembala di luar kota Betlehem dan mengabari mereka tentang lahirnya Yesus. Matius juga menceritakan bagaimana orang-orang bijak, yang disebut para majus, mengikuti bintang terang yang menunjukkan kepada mereka di mana Yesus berada.

Catatan pertama peringatan hari Natal adalah tahun 336 Sesudah Masehi pada kalender Romawi kuno, yaitu pada tanggal 25 Desember. Perayaan ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh perayaan orang kafir (bukan Kristen) pada saat itu. Sebagai bagian dari perayaan tersebut, masyarakat menyiapkan makanan khusus, menghiasi rumah mereka dengan daun-daunan hijau, menyanyi bersama dan tukar-menukar hadiah. Kebiasaan-kebiasaan itu lama-kelamaan menjadi bagian dari perayaan Natal. Pada akhir tahun 300-an Masehi agama Kristen menjadi agama resmi Kekaisaran Romawi.

Natal


Di tahun 1100 Natal telah menjadi perayaan keagamaan terpenting di Eropa, di banyak negara-negara di Eropa dengan Santo Nikolas sebagai lambang usaha untuk saling memberi. Hari Natal semakin tenar hingga masa Reformasi, suatu gerakan keagamaan pada tahun 1500-an . Gerakan ini melahirkan agama Protestan. Pada masa Reformasi, banyak orang Kristen yang mulai menyebut Hari Natal sebagai hari raya kafir karena mengikutsertakan kebiasaan tanpa dasar keagamaan yang sah. Pada tahun 1600-an, karena adanya perasaan tidak enak itu, Natal dilarang di Inggris dan banyak koloni Inggris di Amerika. Namun, masyarakat tetap meneruskan kebiasaan tukar-menukar kado dan tak lama kemudian kembali kepada kebiasaan semula.

Pada tahun 1800-an, ada dua kebiasaan baru yang dilakukan pada hari Natal, yaitu menghias pohon Natal dan mengirimkan kartu kepada sanak saudara dan teman-teman. Di Amerika Serikat, Santa Claus (Sinterklas) menggantikan Santo Nikolas sebagai lambang usaha untuk saling memberi. Sejak tahun 1900-an, perayaan Natal menjadi semakin penting untuk berbagai bisnis.

Dalam bahasa Inggris, kata Christmas (Hari Natal) dipastikan berasal dari kata Cristes maesse, frasa dalam bahasa Inggris yang berarti Mass of Christ (Misa Kristus). Kadang-kadang kata Christmas disingkat menjadi Xmas. Dalam bahasa Yunani, X adalah kata pertama dalam nama Kristus (Christos). Huruf ini sering digunakan sebagai simbol suci. Tradisi Natal diawali oleh Gereja Kristen terdahulu untuk memperingati sukacita kehadiran Juru Selamat "Mesias" di dunia. Sampai hari ini, Hari Raya Natal adalah hari raya umat Kristen di dunia untuk memperingati hari kelahiran "Raja Damai" Yesus Kristus. Secara tarikh, tidak ada tanggal berapa tepatnya hari lahir Kristus, namun kalender masehi telah menetapkan tanggal memperingati/merayakan Hari Natal pada tanggal 25 Desember. Pada hari itu, gereja kemudian mengadakan ibadah perayaan keagamaan khusus. Selama masa Natal, umat Kristen mengekspresikan cinta-kasih dan sukacita mereka dengan bertukar kado dan menghiasi rumah mereka dengan daun holly, mistletoe dan pohon Natal.

Perayaan keagamaan
Kata adven berarti datang, dimana masa-masa menyambut kedatangan 'Mesias' Yesus Kristus ke dunia. Ragam tradisi merayakan masa Adven. Untuk kebanyakan umat Kristiani, masa Adven memuncak pada malam sebelum Natal (Malam Natal), tanggal 24 Desember. Gereja-gereja dihiasi dengan lilin, lampu, dan daun-daunan hijau dan bunga pointsettia.

Tukar kado
Meski kebiasaan ini bukan esensi dari Hari Raya Natal, kebiasaan untuk tukar menukar kado pada sanak-saudara dan teman-teman pada hari Natal kemungkinan bermula di Romawi Kuno dan Eropa Utara. Di daerah-daerah tersebut, orang-orang memberikan hadiah pada satu sama lain sebagai bagian dari perayaan akhir tahun.

Malam Natal
Karena pada awalnya malam Natal adalah hari raya keagamaan Umat Katholik, hari tersebut ditetapkan sebagai hari libur resmi. Gereja-gereja mengadakan perayaan pada malam itu. Mereka mengadakan prosesi keagamaan di gua Natal (replika dari kandang domba tempat Yesus "Mesias" Kristus lahir, yang telah dihiasi dengan dengan patung-patung tokoh Yesus, Mariam, Yusuf, para gembala) sambil menyanyikan lagu-lagu Natal.
Di Eropa, konon ada tradisi tersendiri dalam perayaan Natal, dimana orang-orang dewasa minum eggnog, semacam susu telur madu, yaitu campuran krim, susu, gula, telur kocok dan brandy (semacam minuman beralkohol) atau rum. Konon, pada malam Natal, Santa Claus menaiki kereta salju penuh hadiah, ditarik oleh delapan ekor rusa kutub. Santa Claus lalu terbang menembus awan untuk mengantarkan hadiah-hadiah itu kepada anak-anak di seluruh dunia. Untuk mempersiapkan kunjungan Santa, anak-anak mendengarkan orangtuanya membacakan The Night Before Christmas (Malam Sebelum Natal) sebelum tidur pada Malam Natal. Puisi tersebut dikarang oleh Clement Moore pada tahun 1832. Konon, para anak-anak menggantungkan stoking atau kaus kaki besar di atas perapian. Santa turun dari cerobong asap dan meninggalkan permen dan hadiah-hadiah dalam kaus kaki itu untuk anak-anak. Kini, tradisi itu tetap diteruskan, namun kaus kakinya digantikan oleh tas kain merah berbentuk kaus kaki.

Perayaan Natal
Kalender masehi menetapkan 25 Desember sebagai hari raya keagamaan Kristen maupun Katholik, maka hari tersebut ditetapkan sebagai hari libur resmi. Namun umat Kristen masa kini, merayakan Natal dengan berakjak dari sisi esensinya, yaitu merayakan "Anugrah" terbesar yang Allah sediakan, yaitu datangnya "Juru Selamat" sang Raja Damai ke dalam dunia. Mitos maupun dongeng-dongeng atau sejarah bukanlah esensi Natal. Karena sejarah akan selalu membuahkan polemik maupun pro-kontra. Bersyukur atas anugrah dan meneladani Yesus sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup.

Natal menurut tradisi Amerika
Tukar menukar kado, mengirim kartu ucapan
Aktivitas ini menjadi populer sejak tahun 1800-an. Lagu-lagu Natal, yang disebut carol, dinyanyikan dan diperdengarkan selama masa liburan. Menjadi populer sejak tahun 1800-an. Menghias rumah. Kebanyakan orang Amerika menghias pohon Natal, yaitu pohon cemara atau pohon buatan, di rumah-rumah mereka. Lampu-lampu dan lingkaran daun-daunan dari pohon empat musim, mistletoe dan ucapan Selamat Natal diletakkan di dalam dan di luar banyak rumah. Menjadi populer sejak tahun 1800-an.
Makan Malam Natal

Seringkali dengan kalkun. Selain itu, banyak yang mengadakan pesta perjamuan persis sebelum dan sesudah Natal.

Umat Katholik memiliki legenda tentang Santa Claus, seorang bernama Santo Nikolas, kemudian menjadi legenda sebagai Bapa Natal yang suka memberi hadiah kepada anak-anak. Santa Claus adalah tokoh mitos yang dikatakan tinggal di Kutub Utara, di mana beliau membuat mainan sepanjang tahun.




Saat ini, momen Natal juga untuk mewujudkan cinta-kasih dan amal pemberian. Pemberian sumbangan khusus bagi ke rumah sakit dan panti asuhan atau dibuat dana khusus untuk membantu mereka yang membutuhkan. Di Indonesia sendiri, momen Natal juga menjadi berkah, dimana para Narapidana mendapatkan potongan hukuman atau remsi. Bahkan konon, pada saat Hari Raya Natal, pertempuran juga dihentikan.



Semoga semakin menambah pengetahuan dan bermanfaat

Sumber : Wikipedia & berbagai sumber

Rabu, 24 Desember 2014

SANG BUDHA SIDDHARTHA GAUTAMA

 BERANDA    PROPERTI    SOSIAL       SERBA SERBI     KESEHATAN       

www.jbsprokalbar.blogspot.com    

SANG BUDHA SIDDHARTHA GAUTAMA 





Buddha Gautama dilahirkan dengan nama Siddhārtha Gautama (Sanskerta: Siddhattha Gotama; Pali: "keturunan Gotama yang tujuannya tercapai"), dia kemudian menjadi sang Buddha (secara harfiah: orang yang telah mencapai Penerangan Sempurna). Dia juga dikenal sebagai Shakyamuni ('orang bijak dari kaum Sakya') dan sebagai sang Tathagata. Siddhartha Gautama adalah guru spiritual dari wilayah timur laut India yang juga merupakan pendiri Ajaran Budha ,Ia secara mendasar dianggap oleh pengikut Ajaran Buddha sebagai Buddha Agung (Sammāsambuddha) pada masa sekarang. Waktu kelahiran dan kematiannya tidaklah pasti: sebagian besar sejarawan dari awal abad ke 20 memperkirakan kehidupannya antara tahun 563 SM sampai 483 SM baru-baru ini, pada suatu simposium para ahli akan masalah ini,[3] sebagian besar dari ilmuwan yang menjelaskan pendapat memperkirakan tanggal berkisar antara 20 tahun antara tahun 400 SM untuk waktu meninggal dunianya, sedangkan yang lain menyokong perkiraan tanggal yang lebih awal atau waktu setelahnya.
Siddhartha Gautama merupakan figur utama dalam Ajaran Budha keterangan akan kehidupannya, khotbah-khotbah, dan peraturan Ajaran yang dipercayai oleh penganut ajaran Buddha dirangkum setelah kematiannya dan dihafalkan oleh para pengikutnya. Berbagai kumpulan perlengkapan pengajaran akan Siddhartha Gautama diberikan secara lisan, dan bentuk tulisan pertama kali dilakukan sekitar 400 tahun kemudian. Pelajar-pelajar dari negara Barat lebih condong untuk menerima biografi Sang Buddha yang dijelaskan dalam naskah Agama Buddha sebagai catatan sejarah, tetapi belakangan ini "keseganan pelajar negara Barat meningkat dalam memberikan pernyataan yang tidak sesuai mengenai fakta historis akan kehidupan dan pengajaran Sang Buddha.

Kelahiran

Ayah dari Pangeran Siddhartha Gautama adalah Sri Baginda Raja suddhodana  dari Suku Sakya dan ibunya adalah Ratu Maha maya  Dewi. Ibunda Pangeran Siddharta Gautama meninggal dunia tujuh hari setelah melahirkan Sang Pangeran. Setelah meninggal, beliau terlahir di alam/surga Tusita, yaitu alam Surga luhur. Sejak meninggalnya Ratu Mahā Māyā Dewi, Pangeran Siddharta dirawat oleh Ratu Mahā Pajāpati, bibinya yang juga menjadi Isteri  Raja Suddhodana.

Masa kecil

Sejak kecil sudah terlihat bahwa Sang Pangeran adalah seorang anak yang cerdas dan sangat pandai, selalu dilayani oleh pelayan-pelayan dan dayang-dayang yang masih muda dan cantik rupawan di Isatan ,yang megah dan indah. Pada saat berusia 7 tahun, Pangeran Siddharta mempunyai 3 kolam bunga teratai, yaitu:
  • Kolam Bunga Teratai Berwarna Biru (Uppala)
  • Kolam Bunga Teratai Berwarna Merah (Paduma)
  • Kolam Bunga Teratai Berwarna Putih (Pundarika)
Dalam Usia 7 tahun Pangeran Siddharta telah mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Pangeran Siddharta menguasai semua pelajaran dengan baik. Dalam usia 16 tahun Pangeran Siddharta menikah dengan Puteri Yasodhara yang dipersuntingnya setelah memenangkan berbagai Sayembara, Dan saat berumur 16 tahun, Pangeran memiliki tiga Istana, yaitu:
  • Istana Musim Dingin (Ramma)
  • Istana Musim Panas (Suramma)
  • Istana Musim Hujan (Subha)

Masa dewasa

Suatu hari Pangeran Siddharta meminta izin untuk berjalan di luar istana, dimana pada kesempatan yang berbeda dilihatnya "Empat Kondisi" yang sangat berarti, yaitu orang tua, orang sakit, orang mati dan orang suci. Pangeran Siddhartha bersedih dan menanyakan kepada dirinya sendiri, "Apa arti kehidupan ini, kalau semuanya akan menderita sakit, umur tua dan kematian. Lebih-lebih mereka yang minta pertolongan kepada orang yang tidak mengerti, yang sama-sama tidak tahu dan terikat dengan segala sesuatu yang sifatnya sementara ini!". Pangeran Siddharta berpikir bahwa hanya kehidupan suci yang akan memberikan semua jawaban tersebut.Kata-kata Pertapa Asita membuat Raja Suddhodana tidak tenang siang dan malam, karena khawatir kalau putra tunggalnya akan meninggalkan istana dan menjadi pertapa, mengembara tanpa tempat tinggal. Untuk itu Baginda memilih banyak pelayan untuk merawat Pangeran Siddharta, agar putra tunggalnya menikmati hidup keduniawian. Segala bentuk penderitaan berusaha disingkirkan dari kehidupan Pangeran Siddharta, seperti sakit, umur tua, dan kematian, sehingga Pangeran hanya mengetahui kenikmatan duniawi.
Selama 10 tahun lamanya Pangeran Siddharta hidup dalam kesenangan duniawi. Pergolakan batin Pangeran Siddharta berjalan terus sampai berusia 29 tahun, tepat pada saat putra tunggalnya Rahula lahir. Pada suatu malam, Pangeran Siddharta memutuskan untuk meninggalkan istananya dan dengan ditemani oleh kusirnya, Canna. Tekadnya telah bulat untuk melakukan Pelepasan Agung dengan menjalani hidup sebagai pertapa.
Setelah itu Pangeran Siddhartha meninggalkan Istana, keluarga, kemewahan, untuk pergi berguru mencari ilmu sejati yang dapat membebaskan manusia dari usia tua, sakit dan mati. Pertapa Siddharta berguru kepada Alāra Kālāma dan kemudian kepada Uddaka Ramāputra, tetapi tidak merasa puas karena tidak memperoleh yang diharapkannya. Kemudian beliau bertapa menyiksa diri dengan ditemani lima orang pertapa. Akhirnya beliau juga meninggalkan cara yang ekstrem itu dan bermeditasi di bawah pohon Bodhi untuk mendapatkan Penerangan Agung.

Masa pengembaraan


Pangeram Siddharta mencukur rambutnya dan menjadi pertapa,Relief Borobudur

Didalam pengembaraannya, pertapa Gautama mempelajari latihan pertapaan dari pertapa Bhagava dan kemudian memperdalam cara bertapa dari dua pertapa lainnya, yaitu pertapa Alara Kalama dan pertapa Udraka Ramputra. Namun setelah mempelajari cara bertapa dari kedua gurunya tersebut, tetap belum ditemukan jawaban yang diinginkannya. Sehingga sadarlah pertapa Gautama bahwa dengan cara bertapa seperti itu tidak akan mencapai Pencerahan Sempurna. Kemudian pertapa Gautama meninggalkan kedua gurunya dan pergi ke Magadha untuk melaksanakan bertapa menyiksa diri di hutan Uruwela, di tepi Sungai Nairanjana yang mengalir dekat Hutan Gaya. Walaupun telah melakukan bertapa menyiksa diri selama enam tahun di Hutan Urewala, tetap pertapa Gautama belum juga dapat memahami hakikat dan tujuan dari hasil pertapaan yang dilakukan tersebut.
Pada suatu hari pertapa Gautama dalam pertapaannya mendengar seorang tua sedang menasihati anaknya di atas perahu yang melintasi sungai Nairanjana dengan mengatakan:

"Bila senar kecapi ini dikencangkan, suaranya akan semakin tinggi. Kalau terlalu dikencangkan, putuslah senar kecapi ini, dan lenyaplah suara kecapi itu. Bila senar kecapi ini dikendorkan, suaranya akan semakin merendah. Kalau terlalu dikendorkan, maka lenyaplah suara kecapi itu. "

Nasehat tersebut sangat berarti bagi pertapa Gautama yang akhirnya memutuskan untuk menghentikan tapanya lalu pergi ke sungai untuk mandi. Badannya yang telah tinggal tulang hampir tidak sanggup untuk menopang tubuh pertapa Gautama. Seorang wanita bernama Sujata memberi pertapa Gautama semangkuk susu. Badannya dirasakannya sangat lemah dan maut hampir saja merenggut jiwanya, namun dengan kemauan yang keras membaja, pertapa Gautama melanjutkan samadhinya di bawah Pohon Bodhi( Asetta) di Hutan Gaya, sambil ber-prasetya, "Meskipun darahku mengering, dagingku membusuk, tulang belulang jatuh berserakan, tetapi aku tidak akan meninggalkan tempat ini sampai aku mencapai Pencerahan Sempurna."
Perasaan bimbang dan ragu melanda diri pertapa Gautama, hampir saja Beliau putus asa menghadapi godaan Mara, setan penggoda yang dahsyat. Dengan kemauan yang keras membaja dan dengan iman yang teguh kukuh, akhirnya godaan Mara dapat dilawan dan ditaklukkannya. Hal ini terjadi ketika bintang pagi memperlihatkan dirinya di ufuk timur.
Pertapa Gautama telah mencapai Pencerahan Sempurna dan menjadi Samyaksam-Buddha (Sammasam-Buddha), tepat pada saat bulan Purnama Raya di bulan Waisak ketika ia berusia 35 tahun (menurut versi Buddhisme Mahayana, 531 SM pada hari ke-8 bulan ke-12, menurut Kalendar Lunar. Versi WFB, pada bulan Mei tahun 588 SM). Pada saat mencapai Pencerahan Sempurna, dari tubuh Sang Siddharta memancar enam sinar Buddha (Buddharasmi) dengan warna biru yang berarti bhakti, kuning mengandung arti kebijaksanaan dan pengetahuan; merah yang berarti kasih sayang dan belas kasih;putih mengandung arti suci; jingga berarti giat; dan campuran kelima sinar tersebut.

Penyebaran ajaran Buddha

Buddha Gautama berkelana menyebarkan Dharma selama empat puluh lima tahun lamanya kepada umat manusia dengan penuh cinta kasih dan kasih sayang, hingga akhirnya mencapai usia 80 tahun, saat ia menyadari bahwa tiga bulan lagi ia akan mencapai Parinibbana.Setelah mencapai Pencerahan Sempurna, pertapa Gautama mendapat gelar kesempurnaan yang antara lain: Buddha Gautama,Budha Shakyamuni,Tathagata ('Ia Yang Telah Datang', Ia Yang Telah Pergi'), Sugata ('Yang Maha Tahu'), Bhagava ('Yang Agung') dan sebagainya. Lima pertapa yang mendampingi Beliau di hutan Uruwela merupakan murid pertama Sang Buddha yang mendengarkan khotbah pertama Dhammacakka Pavattana, dimana Beliau menjelaskan mengenai Jalan Tengah yang ditemukan-Nya, yaitu Delapan Ruas Jalan Kemuliaan termasuk awal khotbahNya yang menjelaskan "Empat Kebenaran Mulia".
Sang Buddha dalam keadaan sakit terbaring di antara dua pohon sala di Kusinagara, memberikan khotbah Dharma terakhir kepada siswa-siswa-Nya, lalu Parinibbana (versi Buddhisme Mahayana, 486 SM pada hari ke-15 bulan ke-2 kalender Lunar. Versi WFB pada bulan Mei, 543 SM).

Sifat Agung Sang Buddha


Berusaha menolong semua makhluk.Seorang Buddha memiliki sifat Cinta Kasih (maitri atau metta) dan Kasih Sayang (karuna). Cinta Kasih dan Kasih Sayang seorang Buddha tidak terbatas oleh waktu dan selalu abadi, karena telah ada dan memancar sejak manusia pertama kalinya terlahir dalam lingkaran hidup roda samsarayang disebabkan oleh ketidaktahuan atau kebodohan batinnya. Jalan untuk mencapai Kebuddhaan ialah dengan melenyapkan ketidaktahuan atau kebodohan batin yang dimiliki oleh manusia. Pada waktu Pangeran Siddharta meninggalkan kehidupan duniawi, ia telah mengikrarkan Empat Prasetya yang berdasarkan Cinta Kasih dan Kasih Sayang yang tidak terbatas, yaitu
  1. Menolak semua keinginan nafsu keduniawian.
  2. Mempelajari, menghayati dan mengamalkan Dharma.
  3. Berusaha mencapai Pencerahan Sempurna.
Buddha Gautama pertama melatih diri untuk melaksanakan amal kebajikan kepada semua makhluk dengan menghindarkan diri dari sepuluh tindakan yang diakibatkan oleh tubuh, ucapan dan pikiran, yaitu
  • Tubuh (kaya): pembunuhan, pencurian, perbuatan jinah.
  • Ucapan (vak): penipuan, pembicaraan fitnah, pengucapan kasar, percakapan tiada manfaat.
  • Pikiran (citta): kemelekatan, niat buruk dan kepercayaan yang salah.
Cinta kasih dan kasih sayang seorangBudha adalah cinta kasih untuk kebahagiaan semua makhluk seperti orang tua mencintai anak-anaknya, dan mengharapkan berkah tertinggi terlimpah kepada mereka. Akan tetapi terhadap mereka yang menderita sangat berat atau dalam keadaan batin gelap, Sang Buddha akan memberikan perhatian khusus. Dengan Kasih Sayang-Nya, Sang Buddha menganjurkan supaya mereka berjalan di atas jalan yang benar dan mereka akan dibimbing dalam melawan kejahatan, hingga tercapai "Pencerahan Sempurna".
Sebagai Budha yang abadi, Beliau telah mengenal semua orang dan dengan menggunakan berbagai cara Beliau telah berusaha untuk meringankan penderitaan semua makhluk. Buddha Gautama mengetahui sepenuhnya hakekat dunia, namun Beliau tidak pernah mau mengatakan bahwa dunia ini asli atau palsu, baik atau buruk. Ia hanya menunjukkan tentang keadaan dunia sebagaimana adanya. Buddha Gautama mengajarkan agar setiap orang memelihara akar kebijaksanaan sesuai dengan watak, perbuatan dan kepercayaan masing-masing. Ia tidak saja mengajarkan melalui ucapan, akan tetapi juga melalui perbuatan. Meskipun bentuk fisik tubuh-Nya tidak ada akhirnya, namun dalam mengajar umat manusia yang mendambakan hidup abadi, Beliau menggunakan jalan pembebasan dari kelahiran dan kematian untuk membangunkan perhatian mereka.
Pengabdian Buddha Gautama telah membuat diri-Nya mampu mengatasi berbagai masalah di dalam berbagai kesempatan yang pada hakekatnya adalah Dharma-kaya, yang merupakan keadaan sebenarnya dari hakekat yang hakiki dari seorang Buddha. Sang Buddha adalah pelambang dari kesucian, yang tersuci dari semua yang suci. Karena itu, Sang Buddha adalah Raja Dharma yang agung. Ia dapat berkhotbah kepada semua orang, kapanpun dikehendaki-Nya. Sang Buddha mengkhotbahkan Dharma, akan tetapi sering terdapat telinga orang yang bodoh karena keserakahannya dan kebenciannya, tidak mau memperhatikan dan mendengarkan khotbah-Nya. Bagi mereka yang mendengarkan khotbah-Nya, yang dapat mengerti dan menghayati serta mengamalkan Sifat Agung Sang Buddha akan terbebas dari penderitaan hidup. Mereka tidak akan dapat tertolong hanya karena mengandalkan kepintarannya sendiri.

Wujud dan kehadiran Buddha

Sang Buddha tidak hanya dapat mengetahui dengan hanya melihat wujud dan sifat-Nya semata-mata, karena wujud dan sifat luar tersebut bukanlah Buddha yang sejati. Jalan yang benar untuk mengetahui Budha adalah dengan jalan membebaskan diri dari hal-hal duniawi/menjalani hidup dengan cara bertapa. Buddha sejati tidak dapat dilihat oleh mata manusia biasa, sehingga Sifat Agung seorang Buddha tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Namun Buddha dapat mewujudkan diri-Nya dalam segala bentuk dengan sifat yang serba luhur. Apabila seseorang dapat melihat jelas wujud-Nya atau mengerti Sifat Agung Buddha, namun tidak tertarik kepada wujud-Nya atau sifat-Nya, dialah yang sesungguhnya yang telah mempunyai kebijaksanaan untuk melihat dan mengetahui Buddha dengan benar.
Sumber : Wikipedi & Berbagai sumber.








Kamis, 18 Desember 2014

Keteladanan Negara Permaisuri Zhangsun dari Dinasti Tang



Keteladanan Negara Permaisuri Zhangsun dari Dinasti Tang
   
www.cmbersama.blogspot.com                                           
caption
Permaisuri Zhangsun adalah putri Jenderal Zhangsun Sheng dari Dinasti Sui, yang meninggal saat dia berumur delapan tahun. 
Dia dibesarkan oleh adik ibunya, Gao Shilian, dan menikahi Li Shimin pada usia 13 tahun. Tiga belas hari setelah Li Shimin mewarisi gelar Kaisar, ia dinobatkan sebagai permaisuri.
Sebagai permaisuri, Zhangsun sering memberikan contoh dari sejarah kepada Li Shimin untuk  menyemangatinya. Dia juga memperbaiki kesalahan penguasa dan dikenal melindungi para pejabat yang jujur ​​dan setia.
Beliau melahirkan tiga orang putra dan empat putri, dan meninggal pada tahun 10 Zhenguan (636), dan diberi gelar Permaisuri Wendeshunsheng yang arti harfiahnya "permaisuri merakyat, berbudi luhur, tenang, dan suci."
Singkatnya, Ratu Wende. Li Shimin memujinya sebagai "pasangan yang sempurna" dan "bantuan besar" serta membangun sebuah platform bertingkat sehingga ia bisa melihat makamnya dari kejauhan.
Permaisuri Zhangsun dibesarkan dalam keluarga pejabat dan menerima pendidikan yang formal dan tradisional. Sebagai perempuan muda, dia sopan, berbudi luhur, lembut, dan baik. Ketika dia masih anak-anak, peramal menghitung tanggal lahirnya dan berkata bahwa ia "memiliki kebajikan tak terbatas dan akan memperoleh kemuliaan tak terlukiskan."
Pada usia 13, ia menikah dengan Li Shimin, yang berusia 17 pada waktu itu dan putra pejabat Kota Taiyuan. Meskipun ia masih sangat muda, dia sudah bisa menjalankan perannya. Dia melayani ibu dan ayah mertuanya, membantu suaminya, serta mendidik anak-anaknya.
Pada bulan Agustus tahun kesembilan Wude (626), Kaisar Li Yuan menyerahkan mahkota kepada Li Shimin, yang belakangan dikenal sebagai Kaisar Taizong, dan Zhangsun menjadi permaisuri negara. Dia hidup sederhana dan hemat. Dia melayani Li Yuan dengan sungguh-sungguh, akan menyambutnya setiap pagi dan sore dan sering mengingatkan para pelayan tentang cara merawat ayah mertuanya.
Dia berbakti padanya bukan hanya sebagai menantu. Dia juga sangat baik dan toleran terhadap para pelayan wanita dan kasim di istana, kebajikannya menyentuh semua orang. Ini membantu menciptakan suasana yang baik di belakang layar, yang memungkinkan Kaisar Taizong fokus pada pemerintahan negara bukannya menghabiskan energi pada masalah keluarga.
Meskipun Permaisuri Zhangsun dibesarkan dalam keluarga kaya dan istri kaisar, ia hidup sederhana. Dia tidak pernah memberi banyak perhatian untuk kemewahan dan tidak pernah membuat perayaan atau makanan yang berlebihan. Ini menetapkan contoh yang baik bagi orang lain di istana.
Kaisar Taizong juga menghormatinya dan sering berbicara dengannya tentang urusan negara. Meskipun ia memiliki pemahaman yang luas dan pendapat yang baik pada banyak hal, dia tidak ingin ikut campur dalam urusan negara. Dia berpikir bahwa laki-laki dan perempuan berbeda dan bertanggung jawab atas hal yang berbeda.
Suatu saat Kaisar Taizong bersikeras ingin mendengar pendapatnya. Dia tidak bisa menolak untuk menanggapi, jadi ia memberi tahu Kaisar, "Pikirkan bahaya bahkan pada masa damai, pilihlah pejabat yang jujur ​​dan mampu serta menerima pendapat mereka. Itu saja yang saya tahu sebagai istri dan tidak ada yang lain."
Pejabat Wei Zheng terkenal tidak takut memberikan pendapat kepada Kaisar Taizong. Wei Zheng sering langsung menunjukkan kesalahan Kaisar Taizong dan bersikeras bahwa ia harus memperbaikinya. Kaisar Taizong menghormatinya dan menyebutnya "seorang pejabat loyal dengan nasihat yang baik."
Suatu kali Kaisar Taizong ingin pergi berburu. Ia mengumpulkan banyak orang dan mereka akan pergi ke pedesaan. Ketika mereka sampai di gerbang istana, ia bertemu Wei Zheng. Wei Zheng bertanya kemana kaisar hendak pergi dan kemudian berkata, "Sekarang ini adalah musim semi. Semuanya baru saja mulai tumbuh, hewan juga sedang membesarkan anak-anaknya. Ini bukan waktu yang baik untuk berburu. Saya meminta Yang Mulia  kembali ke istana."
Kaisar Taizong mengatakan akan tetap pergi, namun Wei Zheng tidak menyerah. Dia berdiri tegak di tengah jalan untuk memblokir rombongan kaisar. Kaisar Taizong sangat marah. Dia turun dari kuda dan kembali ke istana.
Kaisar Taizong melihat Permaisuri Zhangsun dan berkata dengan marah, "Saya akan bunuh penghalang itu!" Permaisuri Zhangsun bertanya apa yang telah terjadi tetapi tidak segera berkomentar. Dia kembali ke kamarnya dan mengenakan gaun resmi permaisurinya. Berdiri dengan khidmat, ia lalu membungkuk kepada Kaisar Taizong.
Kaisar terkejut dan bertanya, "Mengapa begitu serius?" Dia menjawab, "Hamba telah mendengar bahwa hanya seorang kaisar paling berkemampuan yang akan memiliki bawahan dengan integritas. Wei menunjukkan integritas besar  karena Anda adalah seorang kaisar yang berkemampuan. Oleh karena itu, saya mengucapkan selamat kepada Anda."
Kaisar Taizong tertegun sejenak. Ketika ia memikirkan hal itu, ia setuju kemudian kemarahannya berubah menjadi kebahagiaan.
Putra tertua Permaisuri Zhangsun, Li Chengqian, dijadikan putra mahkota ketika ia masih muda. Pada saat seluruh istana kekaisaran berhemat, istana pangeran tak terkecuali. Mereka yang bertanggung jawab terhadap pangeran meminta berkali-kali untuk menambah dana bagi pangeran. Tapi Permaisuri Zhangsun tidak setuju, meskipun Li Chengqian adalah putra kesayangannya. Dia berkata, "Dia adalah putra mahkota dan ia harus memikirkan kebajikan dan namanya dan bukannya tentang kekurangan sesuatu atau uang!" Keadilan dan kebijaksanaannya dikagumi oleh semua orang di istana, dan semua orang bersedia mengikuti pengaturannya.
Zhangsun Wuji adalah kakak Ratu Zhangsun. Dia sekaligus seorang pejabat sipil dan militer dan membuat kontribusi besar dalam membantu Li Shimin dan Dinasti Tang untuk membangun bangsa. Berdasarkan jasa-jasanya, ia seharusnya layak menjadi pejabat tinggi. Namun, karena dia adalah saudara dari permaisuri, ia sering harus menghindari membangkitkan kecurigaan orang pada nepotisme.
Kaisar Taizong ingin dia menjadi kanselir, namun Permaisuri Zhangsun mengatakan, "Sebagai istri Anda, saya berada di istana kekaisaran dan dalam posisi yang sangat penting. Saya benar-benar tidak ingin melihat semua saudara-saudara saya sebagai pejabat di istana kekaisaran, yang akan membuatnya terlihat seperti satu keluarga. Permaisuri Lu dalam Dinasti Han merupakan pelajaran bagi kita. Saya meminta Yang Mulia tidak menunjuk kakak saya menjadi kanselir."
Tidak ada pilihan lain, Taizong setuju menunjuk Zhangsun Wuji ke posisi tinggi lain yang tidak memiliki kekuasaan nyata. Tapi Zhangsun Wuji juga menolak posisi ini. Alasannya adalah: "Saya saudara dari istri Kaisar.  Jika saya berposisi sebagai pejabat tinggi, maka saya takut setiap orang akan berbicara tentang paduka mendahulukan anggota keluarga Anda."
Kaisar Taizong menanggapi sangat serius, "Ketika saya memilih pejabat, saya memilih orang-orang yang sesuai dengan posisi. Saya mempekerjakan mereka jika mereka memiliki kemampuan. Jika mereka tidak memiliki kemampuan, maka saya tidak akan menggunakan mereka bahkan jika mereka adalah anggota keluarga saya. Li Shenfu adalah contoh yang baik. Jika seseorang memiliki kemampuan, maka saya akan menggunakannya meskipun ada konflik pribadi sebelumnya. Wei Zheng contoh lain lagi (sebelum Li Shimin menjadi kaisar, Wei Zheng di sisi yang berlawanan dan mendukung kakak Li Shimin menjadi kaisar). Keputusan ini bukan karena hubungan keluarga antara kita." Zhangsun Wuji akhirnya setuju.
Putri Changle adalah putri kesayangan Kaisar Taizong dan Permaisuri Zhangsun. Ketika dia menikah, ia meminta orang tuanya untuk membuat mas kawinnya dua kali ukuran adik Kaisar Taizong, Putri Yongjia. Kaisar Taizong awalnya setuju. Namun Wei Zheng mengatakan kepada Kaisar Taizong di istana kekaisaran, "Karena usia dan urutan kelahiran mereka, tidaklah tepat mahar Putri Changle lebih dari Putri Yongjia. Ada aturan tentang hal ini, dan saya harap yang Mulia tidak akan melakukan hal ini karena hanya akan memberikan bahan gunjingan."
Pada awalnya, Kaisar Taizong tidak menanggapi kata-kata ini dengan serius. Dia dengan santai mengatakan kepada Permaisuri Zhangsun apa yang dikatakan Wei Zheng. Tapi Permaisuri Zhangsun menanggapi kata-kata Wei sangat serius. Dia memuji Wei Zheng, mengatakan, "Saya sering mendengar bahwa paduka memperlakukan Wei Zheng dengan segala rasa hormat dan saya tidak tahu mengapa. Hari ini saya mendengar apa yang dia katakan, dan itu benar-benar mengikuti prinsip dan mengabaikan perasaan pribadi. Sebagai seorang pejabat, ia benar-benar harta negara ini. Saya istri Anda, dan kita memiliki ikatan yang kuat. Meskipun demikian, sebelum saya mengatakan sesuatu kepada Anda, saya sering harus mempertimbangkan citra dan sifat Anda, karena saya takut menyinggung perasaan Anda. Namun Wei Zheng bisa tidak setuju dengan Anda tentang urusan keluarga sebagai seorang pejabat biasa, hal yang sangat sulit dilakukan. Yang Mulia memang harus mempertimbangkan kata-katanya."
Pada akhirnya, sebagaimana diatur oleh Permaisuri Zhangsun, Putri Changle menikah tanpa mahar yang berlebihan.
Setelah ini, Permaisuri Zhangsun menghadiahi Wei Zheng 400 lembar sutra dan 400 tael uang. Beliau juga menyampaikan kepadanya kata-kata ini: "Saya telah mendengar bahwa Anda sangat jujur ​​dan lurus. Sekarang saya melihatnya dan dengan demikian saya memberi Anda hadiah. Saya berharap bahwa Anda akan tetap sama dan tidak pernah berubah." Dengan dukungan dan dorongan Permaisuri Zhangsun, Wei Zheng bahkan lebih berdedikasi bagi negara.
Pada tahun kedelapan Zhenguan (635), Permaisuri Zhangsun pergi dengan Kaisar Taizong mengunjungi Istana Jiucheng dan ia jatuh sakit dalam perjalanan mereka kembali. Tidak lama kemudian, penyakit lamanya kambuh. Kondisinya memburuk, putra mahkota Chengqian meminta Kaisar Taizong agar memberikan amnesti kepada semua tahanan dan mengirim mereka ke kuil untuk memohon Langit memulihkan kesehatan Permaisuri Zhangsun. Semua pejabat setuju, dan bahkan Wei Zheng tidak keberatan.
Tapi Permaisuri Zhangsun tegas menentangnya. Dia berkata, "Hidup dan mati adalah takdir,  kekayaan dan kehormatan adalah kehendak Langit. Jika melakukan perbuatan baik sungguh dapat memperpanjang hidup seseorang, maka saya tidak pernah melakukan perbuatan buruk dalam hidup saya. Jika melakukan perbuatan baik tidak memengaruhi masa kehidupan seseorang, lalu apa gunanya mencari keberuntungan? Memberikan amnesti kepada para tahanan adalah urusan negara dan kuil Tao adalah tempat yang tenang. Tidak perlu mengganggu tempat-tempat ini karena saya. Mengapa melanggar aturan dan prinsip-prinsip negara ini karena seorang perempuan?"
Dia memahami prinsip-prinsip ini secara jelas dan bersikeras tidak mengganggu urusan negara. Semua orang menangis ketika mereka mendengar kata-katanya, dan Kaisar Taizong akhirnya memutuskan untuk mendengarkannya dan membatalkan rencana semula.
Pada menit-menit terakhirnya, Permaisuri Zhangsun masih meminta Kaisar Taizong agar sekali lagi memperlakukan para pejabat yang baik hati dan tidak membiarkan anggota keluarganya memegang jabatan tinggi. Dia juga hanya meminta pemakaman yang sederhana.
Kaisar Taizong sangat sedih. Dia memberi perintah bahwa sebuah rumah kecil akan dibangun di jalan menuju makamnya. Kaisar akan mengatur beberapa pelayan untuk tinggal di sana melayani permaisuri seperti yang mereka lakukan ketika dia masih hidup. Dia kemudian membangun landasan tinggi dan berdiri di atasnya setiap hari untuk memandang ke arah makamnya. Meskipun ia akhirnya disarankan oleh Wei Zheng untuk membongkar landasan itu, hal tersebut menunjukkan betapa Kaisar kehilangan Ratu Zhangsun.
Permaisuri Agung yang dijelaskan dalam artikel ini semua secara ketat mengikuti nilai-nilai moral dan aturan yang diturunkan dari Langit. Mereka lembut, sensitif, jujur, baik, berbudi luhur, dan rasional. Mereka sangat peduli pada suami mereka dan mendidik anak-anak dengan baik. Mereka tidak hanya memenangkan rasa hormat dari suami mereka, tetapi juga rasa hormat dari semua generasi hingga hari ini. Karena itu mereka disebut sebagai Permaisuri China terbesar sepanjang masa dan teladan bagi nilai-nilai feminin China tradisional.
Top of Form
sumber artikel: